 |
| PJU yang terpasang di salah satu ruas jalan di Kabupaten Lamongan. (Ist) |
LAMONGAN, LamonganTerkini.id - Pemerintah tengah melaksanakan konversi bertahap penerang jalan umum (PJU) dari tenaga surya ke tenaga listrik.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Lamongan, Heruwidi, langkah ini diambil untuk mengurangi biaya pemeliharaan yang tinggi.
"Baterai tenaga surya harganya jutaan rupiah," ujarnya.
Heruwidi menjelaskan, tahun ini ada 28 titik PJU tenaga surya yang dialihkan ke listrik, terutama di ruas jalan Lamongan – Mantup.
Selain itu, terdapat program untuk mengaktifkan PJU tenaga surya di ruas jalan Babat - Ngimbang, serta pemasangan 38 titik baru PJU listrik di ruas jalan Sukodadi - Banjarwati.
“Kita upayakan untuk penambahan maupun pemeliharaan, baik di ruas jalan kota maupun kecamatan yang menjadi kewenangan kabupaten,” jelasnya.
Ia menambahkan, pemeliharaan PJU disesuaikan dengan kewenangan. Jika PJU menjadi tanggung jawab provinsi atau pusat, daerah tidak bisa melakukan perbaikan sebelum ada serah terima.
"Contohnya, PJU tenaga surya yang seluruhnya merupakan bantuan dari provinsi dan pusat," jelasnya. Untuk perbaikannya, daerah harus mengajukan permohonan ke pemilik wewenang, dan biaya pemeliharaannya lebih mahal dibandingkan PJU yang dikelola kabupaten.
Heruwidi juga menyampaikan bahwa Pemkab Lamongan berupaya mencukupi kebutuhan penerangan di seluruh wilayah kabupaten, dengan prioritas pada jalan-jalan dengan mobilitas tinggi.
“Kita upayakan pemeliharaan dan pemasangan baru tetap berjalan setiap tahunnya,” imbuhnya.
Saat ini, Lamongan memiliki 6.300 titik PJU. Heruwidi berharap masyarakat dapat melaporkan jika ada PJU yang padam agar segera diperbaiki oleh petugas.
“Petugas kami terbatas, namun kami berusaha untuk keliling memantau PJU yang membutuhkan perbaikan agar tidak mengganggu pengguna jalan,” pungkasnya.
