Lontong Pecel Sayur Lodeh. (Ist) |
LAMONGAN, LamonganTerkini.id - Mencari penjual pecel lontong di Pasar Kedungpring ternyata tidak sulit. Mereka tergabung dalam satu barisan, menyajikan hidangan yang serupa bagi pengunjung.
Ani Wasiah, salah satu pedagang pecel di pasar tersebut, menceritakan bahwa ia mengambil alih usaha orang tuanya yang telah berkecimpung di bidang tersebut sejak tahun 1990. Selama tujuh tahun terakhir, Ani telah menjadi salah satu penjual lontong pecel di lokasi tersebut.
"Semua pedagang lontong pecel berada dalam satu barisan di sini. Dan harga-harganya pun sama," jelasnya.
Sebelum memesan, pembeli akan ditanyai pilihan makanan yang diinginkan. Mereka bisa memilih antara lontong pecel biasa atau lontong pecel dengan tambahan sayur lodeh. Di antara isian sayur lodehnya adalah potongan pepaya muda yang halus.
Dengan harga 6 ribu rupiah per porsi, pembeli bisa menikmati lontong pecel dengan tambahan dua iris tempe goreng. Makanan ini dibungkus menggunakan daun jati yang diletakkan di atas daun pisang.
"Sebelumnya, sebelum lebaran, harganya masih 5 ribu rupiah. Tetapi sekarang, harga telah disepakati menjadi 6 ribu rupiah," tambahnya.
Setiap hari, Ani menggunakan sekitar 10 kilogram beras untuk membuat lontong, sementara untuk bumbunya, ia membutuhkan sekitar 2 kilogram kacang.
Ani membuka warungnya mulai pukul 05.00 hingga 09.00. Ia mengamati bahwa mayoritas pedagang di pasar tersebut telah mewariskan usaha mereka kepada anak-anaknya.
Selain penduduk sekitar Pasar Kedungpring, pembeli lontong pecel juga sering datang dari luar kecamatan, terutama saat musim lebaran. Mereka yang baru saja pulang dari perantauan sering mampir untuk sarapan.
Pada hari Minggu, lontong pecel biasanya cepat habis terjual karena banyaknya rombongan atau klub sepeda yang singgah di pasar untuk mengisi perut.